PERBEDAAN UJI DAYA ANTIBAKTERI JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) DAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Abstract
Jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) dan Bawang putih (Allium sativum) memiliki sifat antibakteri. Ekstrak jahe merah mengandung gingerol, essential oil, terpenoid, fenol,flavonoid, dan bawang putih mengandung allicin, diallyl disulfide, dan diallyl trisulfida. Senyawa ini dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yang menyebabkan infeksi. Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Ekstrak jahe merah dan Bawang putih dibuat dengan metode maserasi 96% pelarut etanol. Disk direndam dalam larutan dua kelompok selama 15 menit, kemudian ditempatkan pada media MHA mengandung Staphylococcus aureus untuk melihat daya hambat. Hasil penelitian menunjukkan efek penghambatan dari Ekstrak Jahe Merah dan Ekstrak Bawang putih terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Daya hambat Ekstrak Jahe Merah dikategorikan sedang dan Ekstrak Bawang putih dikategorikan sangat kuat. Rata-rata daya hambat diameter Ekstrak Jahe Merah 8.50 mm dan Ekstrak Bawang putih 24.50 mm. Uji Mann-Whitney menunjukkan nilai (P=0.001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ekstrak Bawang putih (Allium sativum) lebih efektif daripada ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.