IDENTIFIKASI POLA SIDIK BIBIR DAN UKURAN BIBIR PADA ETNIS TIONGHOA, TAMIL, BATAK DI LINGKUNGAN MEDAN PETISAH
Abstract
Pada kasus kasus forensik maupun non forensic sidik bibir digunakan sebagai alat identifikasi Pada kasus forensik sidik bibir digunakan untuk memecahkan kasus pembunuhan, sedangkan pada kasus non forensik diperuntukkan untuk mengidentifikasi umur, jenis kelamin, ras dan sebagainya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui identifikasi pola sidik bibir dan ukuran bibir pada etnis Batak, Tionghoa, Tamil .Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan dilakukan di Kel. Petisah bagian Tengah, Kec. Medan Petisah. Total sampel berjumlah 90 orang masing-masing dibagi setiap kelompok etnis menjadi 30 orang. Berdasarkan pola sidik bibir pada etnis Batak paling banyak pola sidik bibir Tipe II (30%) dan IV (30%), Pada etnis Tamil paling banyak pola sidik bibir pada Tipe II (50%). Pada etnis Tionghoa paling banyak pola sidik bibir pada tipe II (43%). Rata-rata panjang dan lebar bibir pada etnis Batak 2.93 cm, sedangkan lebar bibir responden 5.17 cm. Pada etnis Tamil rata-rata panjang bibir responden 3.0 cm, sedangkan lebar bibir 5.37 cm. Pada etnis Tionghoa rata-rata panjang bibir responden 3.17 cm dan lebar bibir responden 5.47 cm. Perbedaan etnis dalam setiap subjek yang diteliti dikaitkan dengan pengaruh warisan atau keturunan
Copyright (c) 2020 Wan Muhammad Ismail, Rizky Syaputra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.